Sunday, January 6, 2008

KOMPAS100 Meningkat 26,4%

Oleh Andi Suruji

PASAR modal, khususnya Bursa Efek Indonesia mencatat kinerja yang cukup mengagumkan. Betapa tidak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan indeks dari seluruh saham yang tercatat di bursa, melonjak 52 persen. Hanya dikalahkan oleh bursa Shanghai, China yang mencatat peningkatan kinerja indeks sampai 96 persen.

Indeks KOMPAS100 sendiri mencatat kinerja yang melonjak 26,4 persen dengan ditutup pada posisi 700,6. Prestasi ini cukup penting untuk dicatat karena baru diluncurkan sejak 10 Agustus 2007 dengan posisi indeks 563,464.

Tentu saja, pencapaian itu masih jauh dibandingkan kinerja IHSG yang mencapai 52%. Itu karena IHSG dihitung selama satu tahun. Jika IHSG juga disandingkan sejak KOMPAS100 diluncurkan, cerita tentu lain.

Kinerja itu menandakan betapa Indeks KOMPAS100 memang cukup tangguh dan layak dijadikan benchmark (patokan) investasi saham di bursa. Selain karena kinerjanya lebih baik dari IHSG, juga tidak terlalu fluktuatif seperti indeks LQ45. Indeks LQ45 lebih fluktuatif karena hanya memuat 45 saham terlikuid, sedangkan IHSG memperhitungkan juga saham yang ”tidur berkepanjangan” sekalipun.

Indeks terkenal yang sering dijadikan "kiblat" bagi investor, yakni Dow Jones Industrial Average di New York Stock Exchange atau lebih populer disebut Wall Street, hanya mencatat kinerja yang meningkat 7,24%.

Sayangnya, kinerja indeks KOMPAS100 yang cukup baik itu sempat dinodai dengan sanksi hukum Bapepam kepada sejumlah pengurus salah satu emiten anggota indeks ini, yakni PT (Persero) Perusahaan Gas Negara. Tidak tanggung-tanggung, mereka terbukti melakukan pelanggaran berat pasar modal, yakni perdagangan orang dalam (insider trading).

Transaksi saham dan obligasi
Dibanding tahun sebelumnya, nilai kapitalisasi pasar di BEI selama 2007 meningkat 58,73% dari Rp 1.249,1 triliun pada akhir perdagangan tahun 2006 menjadi Rp 1.982,7 triliun per tanggal 27 Desember 2007. Pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar tersebut juga signifikan dalam meningkatkan kontribusi pasar modal Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dari hanya 37,42% di tahun 2006 menjadi 67% di tahun 2007.

Total nilai transaksi saham di BEI sampai dengan tanggal 27 Desember 2007 mencapai Rp 1.042,9 triliun, meningkat 133,99% dibanding dengan total nilai transaksi tahun 2006 sebesar Rp 445,71 triliun. Nilai transaksi rata-rata harian saham di BEI tahun ini mengalami peningkatan sebesar 131,52 %, dari Rp. 1,84 trilyun/hari di tahun 2006 menjadi sebesar Rp. 4,26 triliun/hari di tahun 2007.

Sejak diwajibkannya pelaporan transaksi obligasi melalui sistem Penerima Laporan Transaksi Obligasi (PLTO), dalam periode September 2006 hingga November 2007 nilai pelaporan untuk Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 1.423,135 triliun dan obligasi korporasi sebesar Rp 88,991 triliun. Rata-rata nilai pelaporan harian periode Januari hingga November 2007 mencapai Rp 5,043 triliun untuk Surat Utang Negara dan Rp 278,70 miliar untuk Obligasi Korporasi.

Penghimpunan dana
Untuk menghitung jumlah dana yang diperoleh perusahaan melalui pasar modal, tentu harus dilihat dari sisi emisi saham melalui penawaran umum dan penawaran terbatas, serta emisi obligasi. Nilai emisi ketiga jenis instrumen itu mencapai Rp 78,25 triliun.

Kinerja inilah yang dimaksud Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai sumbangsih pasar modal terhadap sektor riil. Tentu dana masyarakat yang dihimpun melalui pasar modal tersebut ujungnya mengalir ke sektor riil yang digunakan untuk berproduksi dan membeli produksi usaha sektor riil.

Sepanjang tahun 2007, tercatat 24 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering), meningkatan 100% dibandingkan tahun 2006 sebanyak 12 perusahaan. Nilai emisi saham meningkat secara signifikan sebesar 470,82%, dari Rp 3,01 triliun di tahun 2006 menjadi Rp 17,18 triliun di tahun 2007.

Sebanyak 25 emiten yang melakukan penawaran umum saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. Mengalami peningkatan 56,25% dari tahun sebelumnya sebanyak 16 emiten. Nilai emisi HMETD juga meningkat signifikan sebesar 205,29% dari Rp 9,76 triliun di tahun 2006 menjadi Rp 29,8 triliun.

Adapun emisi obligasi korporasi di tahun 2007 terdapat 39 (tiga puluh sembilan) perusahaan yang melakukan penawaran umum obligasi korporasi atau naik 178,57% dibandingkan tahun 2006 sebanyak 14 perusahaan. Total nilai emisi obligasi juga meningkat cukup besar yaitu 173,14% dari Rp 11,45 triliun di tahun 2006 menjadi Rp 31,275 triliun.*

No comments: